Berita Golkar – Pemerintah Kota Makassar sedang mencari solusi untuk mengatasi masalah daya tampung sekolah negeri di Makassar.
Jumlah SMP negeri di Makassar hanya berjumlah 55, jumlah sekolah tersebut hanya bisa menampung 13.696 siswa dari 428 rombongan belajar (rombel). Sementara jumlah lulusan SD di Makassar mencapai 20 ribu lebih, baik SD negeri, swasta, maupun MI.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menyampaikan, solusi jangka panjang untuk masalah ini ialah menambah SMP Negeri. Pemkot Makassar akan mengalokasikan anggaran pada APBD Pokok 2026 mendatang.
“Ini menjadi catatan penting kita kedepan untuk menambah kelas baru di tingkat SMP yang ada di Kota Makassar, kita akan memasukan ini untuk menambah SMP di wilayah yang tidak memiliki SMP,” ucap Munafri Arifuddin di Balaikota Makassar, Jl Jenderal Ahmad Yani, Selasa (8/7/2025).
Sementara untuk solusi jangka pendek, ada dua rencana yang diusulkan Munafri. Pertama, penambahan jumlah rombongan belajar (rombel). Namun penambahan jumlah rombel ini harus mendapat persetujuan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Jangan sampai, penambahan kuota dilakukan tanpa koordinasi atau izin pemerintah pusat, ini akan berdampak pada status peserta didik. Dikhawatirkan, masalah ribuan anak yang tidak terdaftar dalam dapodik kembali terulang. Jika diizinkan, Pemkot berharap ada penambahan isi rombel dari 32 menjadi 40 setiap rombel.
“Kalau rata-rata kita bisa tambah 5 sampai 8 orang (satu rombel) tentu ini akan memberikan penurunan yang sangat signifikan untuk seluruh kelas yang akan diterima,” katanya.
Solusi lainnya, Pemkot akan berkoordinasi dengan sekolah swasta di Makassar agar mereka bisa menampung anak-anak yang belum lolos di negeri.
Pemkot akan menawarkan kerjasama, misalnya memberi subsidi sekolah swasta atau dengan skema lain seperti meminta sekolah swasta unggulan untuk memberi ruang kepada anak kurang mampu.
“Bisa kita titip di sekolah favorit, saya akan bicarakan dengan pemilik sekolah, tidak banyak tapi anak-anak yang benar-benar tidak memiliki kemampuan, contohnya di Athirah atau Bosowa, lima sampai sepuluh orang (anak kurang mampu) bisa diselesaikan sampai tamat SMP,” paparnya.
Intinya kata Munafri, semua anak di Makassar harus bisa sekolah.
Kepsek SMPN 33 Makassar Harap Orang Tua Tak Pilih-pilih Sekolah
Plt Kepala Sekolah SMPN 33 Kota Makassar, Andi Rahayu Cante menyampaikan agar orang tua tak pilih-pilih sekolah dalam proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026.
Andi Rahayu Cante mengatakan, sejauh ini masih banyak orang tua yang mengedepankan ego, memaksakan anaknya masuk di sekolah tertentu meski tak memenuhi syarat. Katanya, mindset ini harus dipinggirkan agar pendidikan di Makassar bisa merata dan berkeadilan.
“Pada dasarnya semua sekolah sama. Kalau lulus di SMP 21,41 kemudian mau pindah ke SMP 33 kami tidak terima, karena datanya sudah terkunci di sekolah yang dilulusi,” ucapnya kepada Tribun Timur, Selasa (8/7/2025).
Ia mengakui, banyak calon siswa yang telah lolos di sekolah terdekat dari rumahnya tetapi tidak mendaftar ulang. Mereka tetap ingin masuk ke sekolah lain yang dinilai punya label baik.
Ada enam sekolah di wilayah Kecamatan Rappocini yang bisa dipilih, antara lain SMP 49, SMP 40, SMP 21, SMP 33, SMP 13, dan SMP 48.
“Image masyarakat selama ini menganggap SMP 33 dan 13 selalu penuh padahal ada sekolah yang belum penuh kuota yang bisa ditempati daftar,” katanya.
SMP 33 sendiri akan menerima 285 siswa baru tahun ini. Jalur domisili telah terpenuhi kuotanya 50 persen atau 141 calon siswa. Total pendaftar pada jalur domisili sebanyak 897 siswa.
“Kuota domisili sudah cukup, rinciannya 71 anak yang memilih SMP 33 sebagai pilihan pertama, 68 dengan pilihan kedua dan 2 dengan pilihan ketiga. Jadi hampir berimbang antara pendaftar pilihan pertama dan lemparan,” ujarnya.
Total sembilan rombel yang disiapkan SMP 33 pada penerimaan tahun ini. Setiap rombel diisi 32 siswa. Sekarang ini, pendaftar jalur non domisili sedang berlangsung.
SMP yang berlokasi di Jl Tamalate 8, Kelurahan Kassi-kassi Kota Makassar ini akan menerima 58 siswa jalur afirmasi (20 persen), 14 siswa jalur mutasi (5 persen), 43 jalur prestasi akademik (15 persen), dan 29 siswa jalur prestasi non akademik
“Proses pendaftaran mulai hari ini. Non domisili hanya bisa daftar satu sekolah saja. Yang datang ke sekolah kami siapkan ruang operator untuk membantu pendaftaran,” tuturnya.
SMP 33 menyiapkan beberapa kegiatan ekstrakurikuler untuk menunjang perkembangan potensi, bakat, dan minat peserta didik. Mulai dari pramuka, futsal, basket, Paskibraka, Karate, PMR, KKR, hingga seni tari.
“Kami baru saja menerima piala umum kategori putra putri pramuka di Takalar, kami SMP 33 dapat juara umum. Futsal juga tiap ada turnamen dan event pasti juara,” benernya.
SMP 33 juga dilengkapi ragam fasilitas untuk menunjang aktivitas pembelajaran dan ekskul siswa.
Disdik Usul Regrouping, 7 SMP Bakal Dibuka Tahun Depan
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Makassar, Syarifuddin menyampaikan, tahun depan akan dilakukan pemetaan dan pembukaan 7 SMP Negeri baru.
7 SMP tersebut akan dibentuk melalui mekanisme regrouping (penggabungan) dengan SD negeri yang ada di wilayah tersebut. Rencana ini akan difokuskan pada kawasan padat penduduk yang akses SMPnya masih jauh.
“Kita akan mendirikan 7 sekolah baru untuk menyangga sekolah yang menumpuk pendaftarnya. Tahun ini proses administrasinya kita tuntaskan, supaya tahun ajaran baru 2026 sudah bisa mulai menerima siswa,” terang Syarifuddin.
Pendirian sekolah-sekolah baru ini tidak membutuhkan biaya pembangunan fisik yang besar. Lahan yang sudah tersedia dan gedung SD yang kurang murid akan diregroup menjadi SMP. “Langkah ini lebih cepat dan efisien dibanding pembangunan sekolah baru yang memakan biaya hingga puluhan miliar rupiah,” jelasnya. {}