Berita Golkar – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mengatakan bahwa wanita perlu memprioritaskan pendidikan karena pendidikan adalah hal yang tertanam dan tidak bisa dirampas orang lain. Dengan pendidikan, wanita akan menjadi lebih berdaya dan akan mampu memberdayakan orang lain.
Wamendag Roro menegaskan pendidikan harus diprioritaskan karena akan tertanam dalam diri. Berbeda dengan uang, pendidikan dan pengetahuan tidak bisa dirampas orang lain.
“Dengan pendidikan, wanita akan menjadi lebih berdaya dan akan mampu memberdayakan orang lain, seperti keluarga, rekan kerja, dan masyarakat,” tuturnya dalam seminar spesial Hari Ibu bertema “Bersama Melangkah, Bersama Berkarya. Wanita Kemendag Menuju Indonesia Emas”. Seminar diadakan di auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (23/12/2024), dikutip dari Jakarta Today.
Menurut Wamendag, berbekal pendidikan dan keterampilan, wanita bisa bertahan dan berkembang. Wanita yang menjalankan berbagai peran pun akan memetik manfaat dari seluruh pendidikan dan keterampilan yang dimiliki.
Lanjut dia, tanggal 22 Desember bukan hanya sekadar tanggal, tetapi sebuah momen untuk menghargai dan merayakan peran penting wanita dalam kehidupan. Wanita, khususnya seorang ibu, adalah sosok yang tak ternilai harganya. Mereka adalah pilar utama dalam keluarga dan masyarakat.
Di luar itu, wanita juga semakin berperan dalam masyarakat, dunia pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan berbagai sektor lainnya. Banyak wanita yang kini berkarier, memperjuangkan impian dan cita-citanya, serta berkontribusi besar dalam perkembangan bangsa ini.
“Marilah kita memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada setiap wanita yang telah menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dengan penuh cinta dan dedikasi,” pungkas Wamendag Roro.
Hadir sebagai narasumber yaitu pendamping Menteri Perdagangan Danti Favorita, penyanyi sekaligus politikus Krisdayanti, dan pengusaha Merry Riana. Bertindak sebagai moderator diskusi Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Fajarini Puntodewi.
Danti menekankan pentingnya berbagi peran sembari berbagi pengalamannya mendampingi pekerjaan suami. Ia mengisahkan, beberapa kali bergiliran dengan suami mengasuh anak saat anak-anak masih kecil.
Sementara itu, Krisdayanti mengapresiasi banyaknya perempuan yang berkarya di luar rumah atau tampil di hadapan publik. Menurutnya, hal itu menunjukkan perempuan tidak lagi hanya menjadi objek pembangunan, tapi juga subjek pembangunan.
Adapun Merry menuturkan, terkadang muncul ketidaksempurnaan dalam berbagai peran yang dijalankan wanita. Bagi Merry, penting untuk memberi ruang bagi ketidaksempurnaan dan mensyukurinya karena hal itu akan memantik rasa empati. {}