Berita Golkar – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan, Indonesia membuka diri untuk menjalin kerja sama yang lebih luas dengan para pemangku kepentingan internasional dan domestik guna mempromosikan pemberdayaan ekonomi perempuan.
Dalam sesi panel Global Power Hour yang bertema “Women Pioneering Change Across Continents” pada ASEAN Women Economic Summit (AWES) 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia, Roro menyampaikan bahwa Kementerian Perdagangan RI bersama International Trade Centre (ITC) memiliki program kerja sama bertajuk SheTrades Inisiatives Hub Indonesia yang memetakan peran perempuan di sektor perdagangan di Indonesia pada 2024.
“Indonesia sangat mengapresiasi kolaborasi tersebut dan membuka diri untuk kolaborasi yang lebih luas,” ujar Roro dalam keterangan di Jakarta, Selasa (27/5/2025), dikutip dari Antara.
Roro menjelaskan, program tersebut memberikan kontribusi signifikan bagi pemberdayaan perempuan di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan kesiapan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dikelola perempuan untuk terlibat dalam kegiatan ekspor melalui pelatihan dan pendampingan.
Di Indonesia, kepemilikan UMKM sebagian besar dipegang perempuan yang pada gilirannya, memperkuat peran ekonomi perempuan.
Kementerian Perdagangan menjajaki pengarusutamaan gender dalam perjanjian perdagangan mendatang dan mengembangkan kapasitas di Kementerian Perdagangan untuk melakukan penilaian dampak dari penerapan kebijakan pada kondisi kesetaraan gender.
“Keberlanjutan harus inklusif. Dengan kata lain, perempuan harus menjadi pendorong sekaligus penerima manfaat ekonomi hijau,” jelasnya.
Kementerian Perdagangan telah mendirikan Pusat Ekspor regional, termasuk klinik digital dan layanan terpadu untuk menyediakan pembinaan, pendampingan, dan penjajakan bisnis (business matching) guna membantu para pengusaha perempuan berekspansi ke pasar regional dan global.
Hal ini selaras dengan penelitian SheTrades yang menyoroti cukup besar pada akses keterampilan
dan akses keuangan.
Hasil penelitian menggarisbawahi perlunya peningkatan akses dan kesadaran digital, khususnya di kalangan pengusaha skala kecil. Digitalisasi bukan hanya tentang infrastruktur, tapi juga tentang memastikan perempuan berdaya untuk bersaing dan memimpin dalam ekonomi digital.
Sesi Global Power Hour mempertemukan para pemimpin perintis dari seluruh ASEAN dan Teluk untuk mengeksplorasi bagaimana perempuan memelopori perubahan transformatif di seluruh benua, seperti mendorong pertumbuhan inklusif, inovasi berkelanjutan, dan kolaborasi geopolitik.
Diskusi ini membahas kepemimpinan kebijakan tingkat makro dan inisiatif tingkat mikro yang memberdayakan perempuan di negara-negara ekonomi berkembang.
Adapun AWES 2025 merupakan platform regional utama yang didedikasikan untuk memajukan kepemimpinan perempuan, pemberdayaan ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan di seluruh ASEAN. {}