Berita Golkar – Siapa tidak kenal dengan Srikandi Partai Golkar Tabanan Ni Made Meliani? Perempuan usia 60 tahun yang tinggal di Banjar Dinas Delod Lurung, Desa Delod Peken, Tabanan, satu-satu kader perempuan partai Golkar yang mampu menduduki anggota DPRD Tabanan.
Bahkan sosok kelahiran 10 Agustus 1963 silam ini, juga menduduki pucuk pimpinan sebagai Wakil Ketua DPRD Tabanan. Empat periode duduk di Dewan Tabanan, kini ia memberanikan diri untuk maju sebagai caleg DPRD Provinsi Bali pada pileg 2024 mendatang. Padahal pesaingnya caleg dari partai lainnya cukup kuat.
Apalagi banyak incumbent yang kembali maju sebagai caleg DPRD Provinsi Bali. Seperti I Ketut Boping Suryadi, I Made Supartha, I Ketut Purnaya yang berasal dari Partai PDIP, I Gde Nugrahita Pendit dari Partai Gerindra Tabanan, I Nyoman Wirya dari Partai Golkar. Sementara I Nyoman Adi Wiryatama maju sebagai caleg DPR RI.
Meliani mengaku keputusan maju sebagai caleg DPRD Provinsi selain dari keputusan partainya sendiri. Kemudian agar ada regenerasi kader perempuan menduduki DPRD Provinsi Bali.
Disamping itu sangatlah tidak elok ia harus menduduki kursi DPRD Tabanan selama 5 periode jika maju kembali di Kabupaten. Apalagi selama ini juga belum ada kader perempuan dari Tabanan mampu duduk di DPRD Provinsi Bali.
“Saya sudah lahir batin, moral, spiritual, otak, otot, ongkos pula. Untuk saya siapkan bertarung di pileg nantinya. Juga ingin pecahkan rekor, agar ada kaum perempuan asal Tabanan duduk di DPRD Bali,” ungkapnya.
Begitu pula dengan strategi, selama ini ia hanya menggarap satu dapil di Tabanan. Yakni dapil 1 (Tabanan-Kerambitan). Sekarang ini di seluruh kecamatan yang ada kabupaten Tabanan pihaknya harus garap.
“Saya mendapat perolehan suara pada pileg 2019 lalu 4.430 suara itu satu dapil saja. Sekarang ini saya target 20 ribu suara. Bahkan lebih, sehingga harus bekerja ekstra keras,” ucapnya.
Dirinya yang maju sebagai caleg DPRD Bali dari partai Golkar dengan nomor urut 2 membawa misi pemberdayaan perempuan yang selama ini masih dikesampingkan.
“Jangan perempuan dipandang sebelah mata. Saya ingin memberdayakan perempuan ibu-ibu di rumah tangga. Berdayakan mereka biar bisa berpenghasilan dari rumah melalui UMKM,” bebernya.
Melalui apa dengan memberikan mereka pelatihan usaha dan keterampilan kepada ibu-ibu rumah. “Ya bagaimana mereka bekerja dari rumah dan dapat hasil. Ngurus keluarga bisa dan berpenghasilan bisa juga,” tandasnya. {sumber}