Berita Golkar – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (2/4/2025) resmi telah mengenakan tarif resiprokal atau tarif timbal balik kepada Indonesia sebesar 32 persen dari basis tarif sebesar 10 persen yang diterapkan AS kepada semua negara dan tarif yang dikenakan AS saat ini.
Terkait hal itu, Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir memastikan mendukung adanya upaya koordinatif mitigasi risiko instabilitas keuangan yang mungkin dapat saja terjadi dalam jangka pendek imbas kebijakan Donald Trump tersebut.
Dia berharap ada narasi dan komunikasi yang menenangkan atas kebijakan yang sedang ditempuh pemerintah untuk menjaga stabilitas keuangan, memitigasi dan mengurangi reaksi ataupun sentiment negatif yang dapat menekan pelemahan pasar modal hingga pasar valuta asing.
“Misalnya perlunya narasi dan komunikasi atas kebijakan yang sedang ditempuh pemerintah untuk menjaga stabilitas keuangan, untuk memitigasi dan mengurangi reaksi ataupun sentiment negatif yang dapat menekan pelemahan pasar modal, pasar uang, pasar valuta asing, dan pasar hutang,” jelas Adies, dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025), dikutip dari Liputan6.
Di sisi lain, Politikus Partai Golkar ini mendukung respon cepat dan langkah-langkah strategis pemerintah dalam merespon kebijakan tarif resiprokal AS, meningkatkan daya saing, menjaga kepercayaan pelaku pasar dan meningkatkan kualitas iklim investasi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
“Misalnya, tepat kiranya, pemerintah menempuh penguatan kerja sama dagang dan investasi antar negara ASEAN, dan kiranya dapat diperluas lagi pada grup atau kelompok negara dimana Indonesia menjadi anggota seperti BRICS, OECD dan yang lainnya dalam menghadapi berbagai tantangan global,” papar Adies.
Dia juga mengingatkan, untuk tetap menjaga semangat dan memelihara hubungan baik dengan negara mitra dagang, termasuk AS, apalagi diperlukan diplomasi dan negosiasi dengan Pemerintah AS terkait dengan kebijakan tarif resiprokal ini.
Lebih lanjut, tegas Adies, dalam meningkatkan peningkatan transaksi dagang dan iklim investasi yang lebih berkualitas.
“Lebih dari itu, kita perlu terus memantau dinamika global yang sedang berlangsung. Kami juga memandang perlu penyampaian narasi dan komunikasi yang terpadu, konsisten dan berkelanjutan untuk memitigasi, mengurangi ketidakpastian, meredam sentiment negatif dan menepis keraguan baik investor ataupun pelaku pasar,” kata dia. {}