Pileg  

Caleg Partai Golkar DPRD Jember Yolanda Rachel Fokus Garap Suara Para ‘Janda’

Berita Golkar – Yola, Calon Anggota DPRD Partai Golkar dari DAPIL 1 semakin tertantang menghadapi pertarungan menuju Lembaga DPRD yang terhormat.

Setelah melakukan penguatan kemandirian ekonomi bagi perempuan dan generasi muda, kali ini alumnus Universitas Jember itu melakukan gerakan sosial luar biasa. Dia mencoba menggarap perempuan kepala keluarga (peka) yang selama ini dikenal dengan sebutan “janda”. Banyak faktor membuat perempuan gagal dalam membina keluarga, diantaranya adalah dampak dari pernikahan dini, dimana dari faktor usia dan kematangan psikologis masih belum mantap, kemudian faktor ekonomi dan faktor orang ketiga.

Dari data yang dimiliki, Yola mengaku sempat kaget saat mengetahui betapa besar jumlah perempuan kepala keluarga di wilayah daerah pemilihannya, yang muaranya. Tentunya ini berpengaruh pada anak anak korban perceraian, dan lebih khusus kepada si penyandang peka itu sendiri.

Karena dalam menjalani kehidupan bersama anak anaknya, perempuan kepala keluarga harus berjuang sendiri agar bisa mengatasi persoalan hidupnya, pendidikan anaknya, dan ekonomi keluarga pasca perceraian.

Untuk itu, sebagai sesama perempuan, dia mencoba berdiskusi dari hati kehati mencari solusi guna menata hidup kedepannya.

“Saya mencoba mencari formula yang tepat untuk membangun semangat mereka, dalam menjalani kehidupan barunya” ujarnya sambil menerawang.

Saat di minta untuk menjelaskan, konsep apa yang akan dia berikan, Yola memberikan tiga cara efektif untuk bangkit dari keterpurukan, pasca perceraian.

Yang pertama, merencanakan usaha mandiri, dengan didukung penambahan keterampilan produktif. Kedua, menangkap peluang usaha dengan memanfaatkan tehnologi, dan yang ketiga, terus konsisten menjalani usaha, walau harus jatuh bangun.

Kali ini, lanjut Yola. Dirinya belum bisa berbuat banyak untuk membantu mereka, paling tidak dengan komunikasi dan diskusi itu, dirinya mengetahui secara langsung kebutuhan dasar mereka. “Mereka perlu usaha untuk mempertahankan hidup dan sekolah anak anaknya” ujarnya.

Dia mencari informasi, baik di dinas tenaga kerja, balai latihan kerja, kemudian memberikan informasi kepada mereka. Setelah itu, dia akan terus memberi semangat dan mendorong mereka untuk terus berinovasi dalam usaha, demi masa depan keluarga mereka.

Seperti yang disampaikan Yanti (24), perempuan kelahiran Ledokombo itu mengalami perceraian dengan suaminya karena faktor ekonomi. Dulu, lanjut perempuan beranak satu itu, dirinya nikah karena dijodohkan orang tuanya. Saat itu dirinya masih kelas 2 SMP.

Kemudian setelah nikah, dan lahir seorang anak, dua tahun kemudian terpaksa harus cerai, karena suaminya belum bisa kerja mandiri, dan kebutuhan keluarga ditanggung orang tuanya. Akhirnya dengan pertimbangan yang berat, orang tua sepakat agar kami bercerai.

“Saya nikah karena dijodohkan saat usia 15 tahun, dua tahun kemudian punya anak, dua tahun kemudian cerai, karena suami gak kerja, sementara kebutuhan keluarga dan biaya hidup anak ditanggung orang tua saya, sekarang baru mengerti kalau nikah itu tidak hanya semudah yang dibayangkan” ujarnya.

Kini lanjutnya, setelah bertemu mbak Yola, saya banyak belajar bisnis dan penggunaan gadget untuk memasarkan dagangan yang di buatnya.

“Alhamdulillah saya setelah kenal mbak Yola, banyak ilmu yang saya terima, utamanya dalam membangun usaha mandiri dengan penggunaan gadget untuk memasarkan, saya sekarang bisa bayar sekolah anak dan kebutuhan lainnya” urainya.

Kesulitan para peka (Perempuan Kepala Keluarga) ternyata menjadi motivasi tersendiri bagi Yola. Kelak kalau di takdirkan menjadi anggota dewan, dia akan terus memberikan dukungan pada para perempuan kepala keluarga di daerah pemilihannya. {sumber}