Berita Golkar – Partai Golkar di Pileg 2024 dinilai lebih sukses dibandingkan dengan Pileg sebelumnya. Bahkan, Golkar mengeklaim ada potensi menjadi “raja senayan” karena sebaran kursinya sementara lebih unggul dari PDI Perjuangan.
Namun, sayangnya keunggulan Golkar tidak berbarengan dengan kesuksesan Golkar merebut 1 kursi di Dapil Jakarta Timur, ‘dapil neraka’ yang gagal ditaklukkan oleh Golkar beberapa pemilu terakhir.
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai Dapil Jakarta Timur ini memang dikenal sebagai daerah neraka bagi Golkar, karena beberapa Pileg Golkar gagal punya anggota DPR di dapil ini.
Di Pileg 2024, Golkar kembali gagal meskipun sudah menyiapkan kader terbaiknya seperti Dito Ariotedjo, Wanda Hamidah, dan Danty Indriastuti Purnamasari Rukmana, cucu Soeharto. Dilihat dari suaranya para caleg pesohor Partai Golkar ini, sepertinya mesin politiknya tidak bekerja dengan maksimal.
Dito Arietedjo sebagai Menpora, dinilai sendirian memperjuangkan kursi Golkar di Dapil Jakarta Timur. Karena suara yang diperoleh oleh kader Golkar lainnya juga tidak besar, sehingga secara akumulasi tidak terlalu berdampak untuk mendapatkan kursi Partai Golkar.
“Untuk merebut kursi DPR itu tidak mungkin sendirian. Tantangan Partai Golkar di Dapil Jaktim tidak hanya merebut kursi Partai Golkar dari partai lain. Peran dari mesin politik masing-masing caleg juga penting. Saya kira, caleg-caleg Golkar Dapil Jaktim 1 inilah yang tidak berjalan dengan baik. Akhirnya, publik hanya melihat caleg Golkar itu hanya Dito Arietedjo, karena memang posisinya sebagai Menpora. Namun, menteri itu kampanye kemungkinan besar hanya bisa Sabtu dan Minggu, kekosongan ini yang tidak dimanfaatkan caleg-caleg Golkar lain untuk memaksimalkan suara Golar,” kata Arifki.
Namun, jika dilihat dari perolehan suara Pileg 2019 dan 2024, suara Partai Golkar di tahun 2019 hanya 79 ribu. Sedangkan pada Pileg 2024 menjadi 110 ribu. Bahkan, suara Golkar di Dapil 4, 5, 6 DPRD DKI Jakarta suaranya partai Golkar juga naik.
Artinya, secara suara pencapain Golkar di Dapil Jaktim lebih baik dibandingkan 2019, tetapi, memang pertarungan di Dapil Jaktim itu juga berat, apalagi pengaruh PKS yang masih kuat.
“Dalam bacaan saya, Itu semuanya masih sementara, karena prosesnya masih berjalan. Hasilnya kedepan tentu masih ada perubahan. Kita lihat, apakah Golkar mencatat sejarah baru di Dapil Jaktim dengan mengantarkan kadernya sebagai anggota DPR RI atau tidak,” kata Arifki. {sumber}