Berita Golkar – Anggota Komisi V DPR RI Hamka B. Kady mengkritik keras kinerja PT Wijaya Karya (WIKA) karena untuk ketiga kalinya melakukan addendum yang berujung pada pengunduran target penyelesaian proyek pelebaran Bandara Sultan Hasanuddin menjadi Desember 2024.
Menurutnya, beberapa BUMN, termasuk PT WIKA, kalau ada kesulitan, hampir dipenuhi permintaan untuk mendapatkan PMN (Penyertaan Modal Negara). Oleh karena, Komisi V, berharap bahwa dengan adanya penugasan-penugasan dari Pemerintah, maka tiap proyek konstruksi dapat dilaksanakan.
“Karena equity-nya pasti terbatas, apalagi mengerjakan proyek-proyek pemerintah yang begitu besar. Modal sendirinya pasti tidak bisa. Oleh karena itu, wajar juga sebenarnya meminta PMN. Tetapi kalau diberikan PMN, harusnya kan perusahaannya lebih maju dong. Kan dibantu oleh pemerintah. Nah, itu yang tidak terbukti,” kata Hamka usai melakukan Kunjungan Kerja Komisi V di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu, (6/12/2023).
Politisi Fraksi Partai Golkar ini menilai, salah satu faktor yang menjadikan banyaknya proyek yang digarap PT WIKA terjadi keterlambatan target penyelesaian adalah terlalu banyaknya proyek negara yang dibebankan kepada PT WIKA. Sehingga membuat kerja dari PT WIKA menjadi tidak fokus.
“Setahu saya banyak pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan. Bahkan ada (proyek pengerjaan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum), ada jalan, ada gedung. Ini kan BUMN ini mau mengarah ke mana sih sebenarnya? Nah oleh karena itu yang ingin saya katakan, kapan bandara (Sultan Hasanuddin) itu selesai? Kalau anggarannya tetap ada dari Angkasa Pura itu kan tidak ada masalah berarti pemborongnya atau mitra kerjanya yang tidak mampu menyelesaikan,” tegasnya.
Untuk itu, Legislator Dapil Sulawesi Selatan I ini meminta PT Wika mulai memfokuskan diri pada satu bidang pembangunan sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada proyek yang sedang dibangun.
“PT WIKA itu mungkin keterbatasan personil dalam mengelola pembangunan itu. Karena banyak macamnya. Nah oleh karena itu, saya menyampaikan dengan sangat kepada PT Wika, coba konsentrasilah dalam satu bidang. Jangan kemana-mana. Semua proyek misalnya diambil,” kata Hamka.
Sebab, lanjut Hamka, pemfokusan dalam Pembangunan juga dinilai penting bagi profesionalisme perusahaan. Menurutnya, jika terus terjadi keterlambatan dalam pembangunan proyek, perusahaan dapat dinilai tidak dapat berkembang.
“Belum kita cek baik-baik, apakah memang perusahaan ini layak untuk berkembang atau tidak, kita belum tahu. Yang jelas bahwa dalam fakta, bahwa beberapa pekerjaan-pekerjaan itu terkendala, entah bagaimana tidak selesai dilaksanakan tepat pada waktunya. Itu yang fakta,” pungkas Hamka. {sumber}