11 Maret 2023

Sambut Konser Blackpink di GBK, Ahmad Doli Kurnia Ingatkan Generasi Muda Soal Nasionalisme

Berita Golkar - Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tanjung ikut menanggapi fenomena dominasi K-Pop yang sedang digandrungi kaula muda saat ini. Bukan hanya di Indonesia, group musik asal Korea Selatan baik boy band atau girl band nyatanya sudah banyak penggemar dari berbagai kalangan hampir di seluruh dunia.

Misalnya saja, Grup K-pop Blackpink yang menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, malam ini, Sabtu (11/3/2023). Tiket konsernya sudah ludes habis. Artinya di Indonesia banyak penggemar K-pop.

"Bangsa ini perlu belajar dari Korea Selatan lewat musik (K-Pop) yang dalam waktu singkat bisa 'meledak' diseluruh dunia, bahkan menjadi role model bermusik anak muda Indonesia atau mungkin dunia," ucap Ahmad Doli Kurnia Tanjung.

Menurut Ahmad Doli Kurnia Tanjung, konser Blackpink di Indonesia menjadi momentum untuk kebangkitan industri musik tanah air terutama memunculkan icon musik nasional. Apalagi dalam beberapa dekade belum ada lagi band tanah air yang menggema.

"1980 sampai 2000-an, banyak group musik milenial lokal yang cukup menggema semisal bandlegend, Slank, Dewa-19, Noah, Gigi, Mahadewi, sampai BIP. Jika dibanding dengan saat ini, tidak ada group musik milenial lokal yang cukup menggema,” jelas Ahmad Doli Kurnia Tanjung.

Baca Juga: Fraksi Golkar DPRD Sumut Ultimatum Gubernur Segera Aktifkan TSO Sebagai Bupati Palas

Penggagas Sinergi for Indonesia itu menyadari, tak ada yang salah jika kaum muda Indonesia mengidolakan Blackpink, BTS atau group musik dari negara mana pun.

Akan tetapi sebagai bagian dari anak bangsa, apalagi generasi muda harus mencintai karya anak bangsanya sendiri. "Di sini perlu digaris bawahi bahwa kita tidak sedang membangun nasionalisme sempit atau xenophobia. Yang ingin kita dorong behaviour anak muda untuk mengenal, memahami dan mencintai musik nasional," imbuh Ahmad Doli Kurnia Tanjung.

Di sisi lain, kata Ahmad Doli Kurnia Tanjung, hubungan musik dan politik tidak terpisahkan. Karya-karya Ismail Marzuki misalnya yang menggugah rasa nasionalisme. Lagu Gugur Bunga, Rayuan Pulau Kelapa, Juwita Malam, Indonesia Pusaka.

Kekuatan musik dalam mengubah kondisi di masyarakat (social change) juga diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Artinya, jika disimpulkan dengan kondisi bangsa Indonesia sat ini, lewat bermusik pengamalan nilai-nilai pancasila pada generasi anak bangsa bisa tertanam dengan baik.

"Dalam jangka panjang dengan mencintai musik sendiri, maka kebanggaan kepada karya anak bangsa akan membuncah. Itulah salah satu aktualisasi spirit nasionalisme di era modern," tegas Ahmad Doli Kurnia Tanjung.

Baca Juga: Disambut Antusias Kader, Parisman Ikhwan Sebut Penjaringan Caleg Golkar Riau Masih Berlangsung

Ahmad Doli Kurnia Tanjung berpandangan, untuk menggugah rasa nasionalisme generasi muda saat ini yakni stakeholders industri musik harus memikirkan bagaimana caranya membuat musik lokal, musisi dalam negeri menjadi tuan di negeri ini.

"Nanti setelah ikon musik terlahir kembali, bangsa ini bisa memanfaatkan previledge tersebut dan mengisinya dengan pesan-pesan Pancasila, Kebhinekaan, Religiusitas serta Kebangsaan, melalui pendekatan kekinian. Kita harus beradaptasi dengan perkembangan dan perubahan zaman," pungkasnya.

Doli meminta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan lembaga terkait harus memompa proses ini agar lebih cepat mengembang. Dalam konteks ini setiap masa memiliki tantangan sendiri.

Contoh, budaya bangsa adiluhung tidak selalu harus dimaknai kebudayaan klasik dan tradisional, melainkan juga bisa menyentuh budaya pop yang dekat dengan anak muda.

"Kita bisa memodikasi warisan budaya seperti wayang, pertunjukan, lagu maupun musik dengan sentuhan atau inovasi baru yang relate dengan anak muda saat ini. Saya yakin, generasi muda sekarang atau milenial saat ini dimasa yang akan datang memiliki jati diri bangsa yang kuat," pungkasnya. (sumber)

 

fokus berita : #Ahmad Doli Kurnia Tandjung