Jika KIB dan KIR Gabung, Duet Airlangga Hartarto - Prabowo Subianto Bakal Tak Terkalahkan
15 Maret 2023

Berita Golkar - PKB dan Golkar mulai membangun komunikasi intensif. Kedua Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar dari koalisi yang berbeda itu, mulai menunjukkan sinyal kemesraan. Seandainya, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bergabung, bisa jadi kekuatan besar.
Namun, siapa yang paling pas diduetkan sebagai pasangan capres-cawapres? Direktur Eksekutif Indonesia Political Power, Ikhwan Arif menilai, bila melihat kategori partai terbesar, maka Golkar dan Gerindra yang berpeluang. “Maka Prabowo berduet dengan Airlangga yang paling mungkin terwujud,” kata Arif dalam keterangannya ke¬pada Rakyat Merdeka, kemarin,
Dipaparkan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digawangi, Golkar, PPP, dan PAN saat ini punya banyak nominasi bakal capres dan cawapres. Di KIB, nominasi kandidat terkuat hanya dari Golkar, yakni Airlangga Hartarto. PAN dan PPP men¬dukung tokoh-tokoh dari luar koalisi seperti Ganjar, Erick Thohir, dan Sandiaga Uno.
Jika PAN dan PPP enggan dengan skema Prabowo-Airlangga, maka terbuka peluang mereka melebur dengan koalisi lain. “Atau tetap bertahan dengan kompensasi tertentu. Jika su¬dah jelas hitungannya menang, maka PPP dan PAN akan realis¬tis tetap di KIB,” ujar dia.
Baca Juga: Airlangga Hartarto Dijodohkan Dengan Prabowo, Ace Hasan: KIB Masih Ingin Majukan Kader Internal
Sedangkan PKB, kolega koalisi Gerindra di KIR, kemungkinan besar tetap ikut dengan Prabowo. Bagaimanapun, kata Arif, komunikasi Golkar dan PKB, telah membuka jalan dua koalisi ini menyatu.
“Katakanlah PKB partai ke¬tiga terbesar di dua gabungan koalisi ini. Tinggal memilih Prabowo-Muhaimin, atau Prabowo-Airlangga. Tetapi sepertinya lebih mungkin Prabowo-Airlangga. Tinggal PKB diberi kesepakatan yang menguntung¬kan,” tuturnya.
Duet Prabowo-Airlangga dianggap Ikhwan punya kans menang besar. Duet ini mampu melawan dominasi nama besar Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Selain kekuatan mesin politik yang sangat mendukung, Golkar dan Gerindra masing-masing memiliki kader yang sangat ber¬pengaruh di seluruh Indonesia.
Di luar mesin politik, Prabowo dan Airlangga juga termasuk orangnya Presiden Jokowi. Mereka sebagai pembantu Jokowi di kabinet, bakal dapat pengaruh ketokohan Jokowi dalam me¬mikat hati pemilih. “Terutama bagi pemilih yang menginginkan kelanjutan program-program di pemerintahan Jokowi,” tan¬dasnya.
Menanggapi hal ini, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat, Ace Hasan Syadzidly menegaskan, KIB belum resmi membahas capres-cawapres. Tapi, tetap mengutamakan calon dari internal. “Khususnya Golkar, yang sampai saat saat ini solid menyorongkan nama Airlangga Hartarto sebagai calon presiden,” kata Ace dalam pesannya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca Juga: Ridwan Kamil Pilih Gubernur Jabar 2 Periode, Tapi Tak Tutup Opsi Pilkada DKI Jakarta
Menurutnya, peta politik saat ini masih sangat dinamis. Peluang bergabungnya KIB dan KIR masih sangat terbuka. Hanya, seluruh kewenangan baik bergabungnya koalisi dan soal capres-cawapres, ada pada ketua umum masing-masing partai politik. “Saya kira komu¬nikasi itu hingga pendaftaran nanti masih sama. Harus dijaga karena proses perubahan politik bisa berjalan sesuai dengan dinamika yang terjadi,” kata Ace.
Saat ditanya kemungkinan pa¬sangan Prabowo-Airlangga, Ace menegaskan, semua konfigurasi masih dinamis. Pemilihan nama di KIB juga melihat dinamika di eksternal. “KIB sangat mem¬buka kemungkinan berkoalisi dengan partai politik yang lain maupun koalisi yang terbentuk di luar KIB,” tegas Ace.
Sebelumnya, Airlangga mengakui, Golkar tengah menjalin komunikasi intens dengan PKB, dan tetap menjaga soliditas par¬tai di KIB. “Hubungan Golkar dengan PKB sudah cukup intens berbicara juga. Apalagi Partai Golkar kan lambangnya po¬hon beringin, daunnya hijau,” ujar Airlangga melemparkan simbol di Kantor DPP Golkar, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (13/3).
Cak Imin juga mengamini intensitas komunikasi PKB dengan Golkar. Dia menjawab peluang bergabungnya partainya dan KIR dengan KIB. Dia bi¬lang, koalisi besar dianggap akan semakin efektif. Namun, catatannya, seluruh partai harus menyamakan visi. “Yang paling penting adalah menyamakan visi, target dan tujuan,” tegas Cak Imin. (sumber)
fokus berita : #Airlangga Hartarto